Akulturasi dan Relasi Internakultural

Senin, 05 November 2012

Pengertian AkulturasiAkulturasi merupakan suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.

Sebagai contoh, masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran, secara tidak langsung masyarakat pendatang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik mereka untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kebudayaan setempat.
Apabila diperhatikan prosesnya akulturasi terjadi dalam dua cara, yaitu:
  1. Akulturasi damai (penetration pasifique), terjadi jika unsur-unsur kebudayaan asing dibawa secara damai tanpa paksaan dan disambut baik oleh masyarakat kebudayaan penerima.
  2. Akulturasi ekstrim, terjadi dengan kekerasan, perang, penaklukkan, akibatnya unsur-unsur kebudayaan asing dari pihak yang menang dipaksakan untuk diterima di tengah-tengah masyarakat yang dikalahkan.

Relasi Internakultural

Relasi Internakultural adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras,etnis, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Jadi, akulturasi dan relasi internakultural saling mempengaruhi karena dengan akulturasi seseorang dapat mengetahui kebudayaan asing yang ada sedangkan relasi internakultural merupakan komunikasi antar budaya  yang hidup didalam nya masyarakat yang berbeda ras,suku,etnis dll. Yang menjadikan budaya semakin beragam adalah karena manusia hidup dengan diturunkannya warisan budaya dari generasi terdahulu sampai generasi selanjutnya. Dari teori psikologi sendiri hal kebudayaan berpengaruh melalui suatu proses pengkondisan dalam hal ini akulturasi dan relasi internakultural terjadi melalui proses pengkondisian yang terjadi dengan adanya stimulus dan respon yang merangkai menjadi suatu kompleks perilaku. Dengan akulturasi seseorang belajar untuk mengkondisikan bagaimana pengaruh asing mempengaruhi kebudayaan pribumi dan relasi internakultural terjadi dengan adanya pengkondisian komunikasi antar budaya yang membuat manusia saling berinterkasi dengan budaya yang bermacam-macam di dunia ini.

http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-akulturasi.html


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Transmisi Budaya dan Biologis serta Masa Perkembangan dan Pola Kelekatan

Senin, 15 Oktober 2012

TRANSMISI BUDAYA DAN BIOLOGIS

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, bahasa, adat istiadat, pakaian, bangunan, dan karya seni. Sebagai mana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, telah membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Transmisi Budaya merupakan kegiatan menyampaukan dan memberikan pesan, dari generasi ke generasi, individu dan antar masyarakat atau masyarakat dalam masyarakat dalam suatu budaya yang jelas yang mempunyai suatu pola kebiasaan dan sulit untuk diubah.


BENTUK TRANSMISI BUDAYA

Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan yang lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya, dan seterusnya sampai ke hal-hal di luar lingkup keluarga seperti norma, adat istiadat, serta hasil-hasil budaya masyarakat.
Sosialisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. 

PENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI DAN INDIVIDU

Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu. 
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Enkulturasi terjadi karena lingkungan yang menerapkan aturan-aturan tersebut. Sehingga individu itu sendiri menyesuaikan. 
Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu 
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Akulturasi terjadi karena sekelompok orang asing yang berangsur-angsur mengikuti cara atau peraturan di dalam lingkup orang Indonesia. 
Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu 
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. 

AWAL PERKEMBANGAN DAN PENGASUHAN

Transmisi Budaya akan terjadi pada awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses terjadi seperti enkulturasi, akulturasi dan sosialisasi yang memengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung pada pengembangan dan pengasuhan dalam lingkungan yang diterimanya. Individu tidak dapat berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antara individu-individu lainnya. Dengan demikian, didalam hidup dan kehidupan individu harus mempunyai kontak sosial dengan individu lainnya, karena itu manusia juga merupakan makhluk sosial.

Kesamaan dan Perbedaan Antar budaya dalam Hal Transmisi Budaya melalui awal masa perkembangan dan pola kelekatan (attachment) pada ibu atau pengasuh

Awal Perkembangan dan Pengasuhan Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses seperti enkulturasi, sosialisasi ataupun akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya.
Jika seorang anak sedari dini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh, maka kelekatan antara seorang anak dan ibu akan kurang daripada bersama pengasuhnya. Karena pengaruh sosialisasi, akulturasi, dan enkulturasi terjadi di masyarakat, membuat setiap orang berusaha untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga pola perilaku individu mengalami proses belajar dalam kesehariannya melalui sosialisasi terhadap lingkungan yang mempengaruhinya. Maka terjadilah kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam mempengarahui pola perkembangan seorang anak.

sumber : http://divaangreyani.blogspot.com/2012/10/transmisi-budaya-dan-biologis-serta.html
     id.wikipedia.org/wiki/Budaya


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lain



    PENGERTIAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA 

Psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku. (Segall, Dasen dan Poortinga).

Psikologi lintas budaya juga merupakan persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya yaitu untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dalam berbagai budaya dan kelompok etnik. Untuk melihat hubungan antara psikologis dan sosial budaya maupun ekologis, yang memberikan dampak terhadap perilaku diri sendiri, keluarga, pendidikan serta perrubahan-perubahan yang berlangsung

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya


Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Disiplin Ilmu Lain




Hubungan dengan ilmu Ekologi :

Untuk melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dalam berbagai budaya  dan kelompok etnis berdasarkan interaksi antar organisme dengan lingkungannya

Hubungan dengan ilmu Sosiologi :

Untuk melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dalam berbagai budaya dan kelompok etnik yang berbeda dalam kehidupan mayarakat

Hubungan dengan ilmu Biologi :

Untuk melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis dalam berbagai budaya dan kelompok etnik dengan berdasarkan mempelajari aspek kehidupan fisik makhluk hidup









Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

(ARTIKEL) Kesehatan Mental -> Berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat, berdasarkan teori kesehatan mental

Sabtu, 17 Maret 2012

Kesehatan mental adalah istilah yang mencakup banyak aspek dari kemampuan kita dalam mengatasi stres dan menikmati hidup. Orang menggunakan istilah kesehatan mental untuk menggambarkan masalah-masalah depresi, pergolakan emosional, rasa sakit emosional atau diagnosis psikologis langsung seperti psikosis atau schizofrenia. Dalam diagnosis dari banyak masalah atau gangguan kesehatan mental, terapis mengevaluasi faktor psikososial kesehatan mental yang mempengaruhi penderita dan faktor juga sumber dari kesehatan mental.
Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang terjadi pada setidaknya 10% dari korban tabrakan kendaraan bermotor yang telah menderita cedera fisik. Walaupun memiliki banyak faktor penentu, PTSD kausal terkait dengan nyeri kronis dan penyakit fisik. PTSD pasien memiliki kesehatan fisik secara obyektif buruk, kesan subjektif buruk kesehatan fisik mereka, dan menggunakan intervensi medis yang lebih umum daripada usia dan jenis kelamin rekan-rekan. PTSD memperburuk kondisi seperti sakit biasa seperti sakit kepala pasca-trauma, konsekuensi umum dari whiplash. Hubungan kausal antara PTSD dan nyeri meluas ke arah yang berlawanan juga. Kehadiran sakit kronis beberapa bulan setelah tabrakan kendaraan bermotor memprediksi adanya PTSD. Tingkat keparahan dari pengalaman rasa sakit pada awal perawatan psikologis untuk PTSD juga membatasi efektivitas dari pengobatan tersebut. Peran penyebab nyeri kronis pada eksaserbasi PTSD dapat dipahami sebagai pengingat trauma asli dan, jika salah satu sakit kronis dilihat sebagai mewakili hilangnya sumber daya (yaitu, kehilangan kesejahteraan fisik), nyeri terus seperti akan mempertahankan PTSD gejala lama setelah cedera awal.
Post-traumatic stress disorder adalah diagnosis yang diberikan kepada individu tertekan yang telah terkena beberapa peristiwa yang mengancam kehidupan atau kesejahteraan fisik. Berikut beberapa gejala yang dialami :

·         Foto atau mimpi dari peristiwa traumatis
·         Gejala hyperarousal fisiologis(misalnya konsentrasi defisit, gangguan tidur, lekas marah) 
·         Upaya untuk menghindari kegiatan, pikiran, atau emosi yang mengingatkan orang pada peristiwa traumatik.
·         Keadaan kepentingan menurun atau mati rasa emosional
Di tahun-tahun terakhir ini sudah kita ketahui bahwa sering kali terjadi kecelakaan dimana-dimana. Entah itu tabrakan antara mobil dengan mobil, motor dengan motor atau dengan keduanya. Terlebih, yang membuat kita miris terhadap peristiwa kecelakaan ini, para pejalan kaki pun bisa di renggut begitu saja nyawanya oleh pengendara motor atau mobil. Padahal jalan yang di lalui para pejalan kaki sudah tepat. Pada peristiwa ini, sudah pasti para korban (yang masih hidup) ataupun keluarga korban yang ditinggalkan akan mengalami suatu gangguan mental yang luar biasa yang mengakibatkan trauma, seperti misalnya korban tidak mau lagi melewati jalan dimana saat kecelakaan yang dialaminya terjadi, atau menaiki kendaraan yang sama ketika terjadi kecelakaan pada waktu lalu, dsb. Hal ini menimbulkan depresi yang besar atau bahkan bisa menjadi stres karena ketidaksiapan mereka ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka cintai. Hal ini tidak berlangsung sebentar. Semua ini sudah pasti mengganggu kesehatan mental, karena mungkin sebagian dari mereka menahan stres, kemarahan, atau bahkan bisa menimbulkan dendam. Butuh waktu untuk menghilangkan semua perasaan “kacau” pada semua korban. Terlebih, jika korban mengalami luka yang parah dan harus segera dibawa ke ruang gawat darurat. Keadaan ini tidak hanya mengganggu kesehatan mental. Jika terjadi secara berlarut-larut, akan berdampak juga pada kesehatan fisik mereka.
Mental dan fisik adalah dua komponen yang berbeda. Dari segi bahasa, mental sering disebut dengan jiwa (psikis) dan fisik biasa disebut tubuh (raga). Keduanya adalah komponen penyusun manusia, yang saling mempengaruhi. Seperti kata pepatah Yunani “dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa dan pikiran yang sehat”. Tetapi bagaimana jika salah satunya mengalami sakit, apakah berdampak pada yang lainnya?
Mungkin kita pernah mengalami sakit, atau pernah melihat orang yang sakit dalam waktu yang lama, maka akan berdampak pada kesehatan psikis. Kemungkinan karena kesehatan fisik yang terganggu bisa membuat seseorang stress berat, hingga mengalami depresi yang merupakan tanda-tanda gangguan jiwa. Gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan mental disebut dengan gangguan psikosomatik. Gangguan fisik ini dapat mempengaruhi keadaan emosi seseorang. Seorang yang sakit gigi misalnya, dapat menjadi pendiam atau bahkan beringas jika ada sesuatu yang menggangunya.
Bagaimana dengan gangguan mental, apakah bisa mempengaruhi keadaan fisik? Kasus ini adalah kasus terbanyak yang dialami oleh orang sakit. Banyak orang yang mengeluh pusing, migraine, sakit kepala, bahkan lumpuh secara fisik tidak ada diagnosa penyakit yang dideritanya. Dalam dunia medis ini disebut gangguan somatoform. Somatoform adalah gangguan mental yang mempengaruhi fisik, tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Kepercayaan orang yang mengalami gangguan somatoform ini, menganggap bahwa dirinya mengidap sebuah penyakit yang kronis. Tentu saja untuk mengobatinya, bukan dengan mengobati fisiknya. Tetapi mengobati psikisnya yang merupakan gangguan terhadap fisik.
Ini menunjukkan bahwa kedua gangguan diatas, mental dan psikis sama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar. Jika salah satunya sakit, membuat yang lain mengalami disfungsi.
Sebuah gangguan mental mengacu pada salah satu dari banyak kondisi kesehatan mental yang berbeda. Kondisi ini ditandai oleh gangguan fungsi, kesedihan dan perilaku atipikal. Gangguan faktor psikologis kesehatan mental memainkan peranan penting. Faktor psikososial mencakup perkembangan psikologis maupun perilaku dan perkembangan sosial seseorang. Jadi sebenarnya, orang yang bersyukur dan selalu berusaha untuk merasa bahagia, adalah orang-orang yang lebih sehat secara fisik maupun mental.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

(ARTIKEL) Kesehatan Mental

Kesehatan mental diambil dari konsep hygiene, kata mental berasal dari bahasa yunani yang berarti kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna dengan kata psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti psikis atau jiwa. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan ganggan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor (penyebab terjadinya stres). Orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental adalah memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetik, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Ciri-ciri kesehatan mental
Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan ke dalam enam kategori, yaitu:
1.    Memiliki sikap batin (attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri
2.    Aktualisasi diri
3.    Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada
4.    Mampu berotonom tehadap dirinya sendiri (mandiri)
5.    Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6.    Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri (jahoda, 1980)
Pada abad 17 kondisi suatu pasien yang sakit hanya diidentifikasi dengan medis, namun pada perkembangannya abad 19 para ahli kedokteran menyadari bahwa adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia menderita gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental (somapsikotis) dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik (psikomatik).
Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual.
 Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan karena pada dasarnya hidup adalah proses penyesuaian diri terhadap seluruh aspek kehidupan, orang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan gagal dalam menjalani kehidupannya. Manusia diciptakan untuk hidup bersama, bermasyarakat, saling membutuhkan satu sama lain dan selalu berinteraksi, hal ini sesuai dengan konsep sosiologi modern yaitu manusia sebagai makhluk Zoon Politicion.
Gangguan mental
            Gangguan metal dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, perilaku tersebut dapat berupa pikiran, perasaan maupun tindakan. Stres, depresi atau alkoholik tergolong sebagai gangguan mental karena adanya penyimpangan, hal ini dapat disimpulkan bahwa gangguan mental memiliki titik kunci yaitu menurunnya fungsi mental dan berpengaruhnya dalam ketidakwajaran.
Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal :
1.    Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
2.    Ketidakbahagiaan secara subyektif
3.    Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan
4.    Sebagian penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris dirumah sakit, namun ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut.
Seseorang yang gagal dalam beradaptasi secara positif dengan lingkungannya dikatakan mengalami gangguan mental. Proses adaptif ini berbeda dengan penyesuaian sosial, karena adaptif lebih aktif dan didasarkan atas kemampuan pribadi sekaligus melihat konteks sosialnya. Atas dasar pengertian ini tentu tidak mudah untuk mengukur ada tidaknya gangguan mental pada seseorang, karena selain harus mengetahui potensi individunya juga harus melihat konteks sosialnya.                   
Tidak seorang pun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan, dan ketidakpuasan.
Setiap orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin tidak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan ttapi lebih tergantung dari cara atau sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.
Jadi, yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan dan kemampuannya dalam menyesuaikan diri. Kesehatan mental pula lah yang menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat. Orang yang sehat mentalnya juga tidak akan lekas putus asa, pesimis atau apatis. Karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan hidupnya dengan tenang. Apabila kegagalan itu dapat dihadapi dengan tenang, dapat dianalisa, di cari sebab-sebab yang menimbulkannya, atau ditemukan faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian, semuanya dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan menghindari supaya tidak terjadi lagi pada waktu yang lain.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dapat dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu:
PERASAAN. Diantara gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesehatan mental ialah rasa cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu dsb. Untuk lebih jelasnya, mari kita tinjau tiap-tiap persoalan dengan contohnya.

·         Rasa cemas
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui ada yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah tersebut. Banyak hal yang menyebabkan gelisah tetapi tidak pada tempatnya.
·         Iri hati
Sering kali orang merasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasaan ini bukan karena kebusukan hatinya seperti yang biasa disangka orang, akan tetapi karena ia sendiri yang tidak merasakan bahagia dalam hidupnya.
·         Rasa sedih
Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang menyedihkannya sehingga raut mukanya selalu membayangkan kesedihan, sekalipun ia orang yang mampu, berpangkat, dihormati dsb.
·         Rasa rendah diri
Perasaan ini sering terjadi dikalangan remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang meraka hadapi dan tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua. Atau mungkin pengalaman masa lalu yang diterimanya pada waktu masih kecil.
·         Pemarah
Marah sebenarnya adalah ungkapan dari perasaan hati yang tidak enak, bisa berupa kekecewaan, ketidakpuasan, tidak tercapai yang diinginkannya. Akan tetapi, jika sering marah-marah tidak pada tempatnya atau tidak seimbang maka akan berpengaruh kepada kesehatan mentalnya.


Sumber :

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO