Terapi Psikoanalisa

Sabtu, 23 Maret 2013


          Terapi Psikoanalisis adalah suatu terapi yang diciptakan dan dikembangkan oleh Sigmund Freud (6 Mei 1856- 23 September 1939), dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan perilaku manusia. Menurut teorinya, kepribadian manusia di interpretasikan sebagai suatu struktur yang terdiri dari 3 bagian penting, yaitu Id, Ego dan Superego. Dari ketiga bagian atau sistem tersebut mempunyai fungsi sebagai kelengkapan, prinsip-prinsip operasi, dinamisme dan mekanismenya masing-masing. Akan tetapi, antara ketiga sistem tersebut saling berhubungan dan berkaitan serta membentuk suatu totalitas. Satu hal yang penting dari teori ini adalahh bahwa tingkah laku manusia merupakan perwujudan produk interaksi (hubungan) antara Id, Ego dan Superego. Menurut Freud, esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar, melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya.

Penerapan Psikoanalisa dalam Psikoterapi
            Penggunaan terapi pada Psikoanalisa dilakukan degnan cara membawa pasien untuk mau menghadapi masalah-masalahnya, bagaimana mengatasi masalah tersebut dan kemudian menjalani hidupnya dengan disertai kesadaran yang lebih besar atas motif-motif yang sesungguhnya ada pada dirinya (memperkuat ego).

Terapi Psikoanalisa ;

Asosiasi Bebas. Terapi ini menganggap bahwa satu ketertarikan suatu hubungan persekutuan pada beberapa masalah akan mengarah pada hal-hal lain yang terdapat jauh di alam tak sadar. Dengan menggunakan asosiasi bebas, pasien diperintahkan untuk santai. Oleh karena keadaan yang santai tersebut memungkinkan pasien memunculkan hal-hal yang ditekan/ditahan oleh pasien secara perlahan dan memungkinkan penggunaan energi psikis lebih banyak untuk tujuan penyesuaian. Sehingga dimungkinkan dalam kondisi ini dapat dipahami dengan jelaas konflik-konflik yagn bersifat tak sadar dan juga penyebab yang berasal dalam diri pasien.

Analisis Mimpi. Dalam analsis mimpi ini, mimpi dipandang sebagai jalan utama menuju kealam tek sadar. Karena mimpi juga diartikan sebagai pemuasan yang melambangkan dari keinginan-keinginan dan sebagian besar intinya mencerminkan pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awal. Dengan metode penafsiran mimpi yang disertai analisis/ makna-makna yang masih samar dari simbol-simbol mimpi dapat memperbesar pemahaman terhadap pasien atas penyebab dari gejala/ konflik yang bersifat mendorong (motivasional) yang dialami klien.

Analisis Transferensi. Transferensi merupakan cara kerja dari pertahan ego dimana impuls yang bersifat tak sadar dialihkan dari objek yang satu ke yang lainnya. Transferensi ini merefleksikan kebutuhan pasien akan objek cinta dengan maksud agar perasaan cinta atau benci yang ditekan/ ditahan oleh pasien dapat diungkapkan dan seseorang yang menerapinya sering dijadikan objek pengganti. Menurut Freud setelah pasien mengetahui arti sesungguhnya dari hubungan transferensi dengan terapisnya, pasien akan memperoleh pemahaman atas pengalaman dan perasaan masa lalunya, serta menghubungkan pengalam-pengalaman tersebut dengan kesulitan yang dialaminya sekarang.

Reedukasi. Suatu upaya mendorong pasien agar memperoleh pemahaman baru atas kehidupan yang dijalaninya dengan cara yang konkret dalam menyusun kembali perasaan dan tingkah lakunya.

Keefektifan dari terapi ini adalah bahwa dapat dipahami secara jelas konflik-konflik yang bersifat tak sadar dan berbagai penyebab dari dalam diri pasien, dapat membantu seorang penerapi untuk mendapatkan pemahaman atas cara-cara pasien dalam mengamati, merasakan dan bereaksi terhadap figur orang-orang yang berarti pada awal kehidupannya.

Kelebihan
·         Terapis bisa lebih mudah untuk mengetahui masalah-masalah yang ada pada klien karena prosesnya menggali masa lalu yang pernah dialami klien.
·         Memiliki dasar teori yang kuat
·         Membuat klien menyadari penyebab dari setiap masalah yang selama ini tidak disadarinya
Kekurangan
·         Memakan banyak biaya bagi klien
·         Membutuhkan waktu yang lama untuk terapi
·         Dapat menyebabkan kejenuhan pd klien jika waktu terapi terlalu lama

Sumber : Ardani, T.A, (2010). Psikologi Abnormal. Bandung:LUBUK AGUNG

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar