MITOS
Menurut pengertian Yunani-Romawi kuno, MITOS adalah sebuah cerita yang sebenarnya dikisahkan dengan cara yang dirasa masuk akal. Cerita itu menyangkut pemberitaan soal perbuatan-perbuatan para dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh dari zaman purba lainnya. Kronologi di dalam cerita tidak jelas. Para penyalur cerita nampaknya kurang memperhatikannya. Pada umumnya mitos hampir tidak dibicarakan di dalam historiografi "ilmiawi" kuno, yang membatasi diri pada masa sejarah yang tidak terlalu jauh. Meskipun demikian historiografi jelas tidak menyangkal, bahwa di dalam tradisi mitos ditemukan sebuah isi yang nyata. Bagi kebudayaan-kebudayaan lain maupun bagi ethnologi, mitos dipandang sebagai cerita yang benar dan sakral dari waktu purba. Mitos dijadikan dasar untuk menjelaskan gejala-gejala alam sekitar, sejarah, masyarakat maupun hidup manusia. Berbeda dengan mitos tadi dapat dikatakan, bahwa hikayat mempunyai sebuah zaman lampau yang tertentu. Hal semacam itu juga berlaku bagi sebuah legenda. Interesse religius yang membangkitkan kejiwaan memegang peran utama di dalam legenda. Jenis dongeng itu menceritakan sebuah kejadian dengan contoh yang selalu berlaku di luar waktu. Seringkali terjadi, bahwa dongeng mengandung motif religius, motif mitos ataupun magi, tanpa mengangkat tuntutan kebenaran dari mitos.
Dalam bahasa percakapan modern, mitos adalah legenda atau dongeng yang tidak dapat dipercaya dan tidak sungguh-sungguh. namun demikian cukup tersebar. Dalam studi alkitabiah mitos mempunyai arti lebih teknis dan mencakup cerita-cerita PL dan PB, tentang hal-hal dari dunia lain ke dalam bahasa dunia ini. Dalam Kitab Kejadian, cerita kejadian dan kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah mitos dan sangat mencolok serupa dengan cerita-cerita kejadian dari bangsa-bangsa tetangga Israel di Timur Tengah. Adalah kesalahan dari para penafsir dan pengkhotbah untuk memperlakukan cerita-cerita ini sebagai berita sejarah tentang asal-usul dosa. Ada juga mitos-mitos dalam PL dan PB untuk menyatakan kepercayaan tentang akhir dunia ini dan penghakiman Allah. Beberapa ahli teologi menggunakan istilah 'mitos' untuk menyatakan suatu cara membahasakan berita yang mempunyai arti supranatural, sehingga dapat dimengerti, melalui perkataan yang diambil dari pengalaman sehari-hari. Banyak dari perdebatan mengenai mitos-mitos alkitabiah di paro kedua abad ke-20, didorong oleh upaya demitologisasi dari Bultman.
è Berikut adalah 5 Mitos di Indonesia dan Logika Masuk Akalnya :
Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah. Tetapi dikota-kota besar, kebanyakan orang tidak mempercayai hal ini dan hanya menganggap sebagai isapan jempol belaka. Tetapi bagi orang yang tinggal di pedesaan, mereka masih mempercayai mitos walaupun secara logika sama sekali tidak masuk akal.
è 5 mitos yang tergolong populer di Indonesia :
1. Tertimpa cicak tandanya sial
Banyak yang mengatakan bahwa jika seseorang tertiban seekor cicak pasti akan sial.
2. Wanita tidak boleh duduk didepan pintu
Banyak yang mengatakan bahwa jika wanita duduk didepan pintu itu pamali. Orang-orang dulu mengatakan bahwa jika itu dilakukan, seorang wanita tersebut akan jauh jodohnya. Sebagian orang ada yang mempercayai, ada juga yang tidak.
3. Jangan memakai sesuatu yang tajam di malam hari, pamali
Mungkin mitos ini dipercayai sebelum adanya listrik. Mungkin karena sebagian orang mengaggapnya ini berbahaya, para orang tua melarang anaknya untuk tidak menggunakan benda tajam di malam hari. Kalau sekarang kan sudah ada listrik, jadi untuk apa mempercayai mitos ini.
4. Memakai payung didalam rumah berarti sial
Mungkin maksudnya disini adalah jika kita menggunakan payung didalam rumah akan mengganggu orang yang ada disekeliling kita dan mungkin saja akan tercolok matanya. Dan sebagian orang menganggap bahwa jika menggunakan payung di dalam rumah akan terkena musibah. Tapi ingat, jangan jadikan anggapan ini suatu yang menakutkan, ini hanya mitos belaka yang tidak seharusnya untuk dipercayai.
5. Mengerjakan sesuatu setengah-setengah(tidak tuntas) itu tidak baik atau pamali
Sesuatu yang kita kerjakan akan lebih baik jika dikerjakannya secara tuntas. Jangan setengah-setengah. Kalau orang dulu beranggapan jika hal ini dilakukan, dalam hal jodoh, pekerjaan, atau apapun semuanya akan tertunda. Atau hal apapun yang sebenarnya sudah ada di depan mata kita, akan tertunda atau hilang begitu saja.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar