Logotherapy
berasal dari dua kata yaitu logo berasal dari Yunani, logos yang berarti makna
atau meaning dan juga rohani. Logos dalam bahasa Yunani selain berarti makna
(meaning) juga berarti rohani (spirituality). Dengan demikian, secara umum
logoterapi dapat digambarkan sebagai corak psikologi yang dilandasi oleh
filsafat hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya dimensi
kerohanian, disamping dimensi ragawi dan dimensi kejiwaan (termasuk dimensi
sosial). Namun Frankl menyatakan bahwa spirituality atau kerohanian dalam
logoterapi tidakn mengandung konotasi agama, bahkan menyatakan ajaran
logoterapi bersifat sekuler.
Logoterapi
mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai kesatuan raga-jiwa-rohani
yang tak terpisahkan. Seorang psikoterapis tidak mungkin dapat memahami dan
melakukan terapi secara baik, bila mengabaikan dimensi rohani yang justru
merupakan salah satu sumber kekuatan dan kesehatan manusia. Selain itu
logoterapi memusatkan perhatian pada kualitas-kualitas insani, seperti hasrat
untuk hidup bermakna, hati nurani, kreatifitas, rasa humor dan memanfaatkan
kualitas-kualitas itu dalam terapi dan pengembangan kesehatan mental.
Logoterapi
percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup seseorang merupakan
motivator pertama orang tersebut. Oleh sebab itu keinginan untuk mencari makna
hidup, yang sangat berbeda dengan pleasure principle (prinsip kesenangan atau
lazim dikenal dengan keinginan untuk mencari kesenangan) yang merupakan dasar
dari aliran psikoanalisis Freud dan juga berbeda dengan will to power (keinginan untuk mencari kekuasaan), dasar dari
aliran psikologi adler yang memusatkan perhatian pada striving for superiority
(perjuangan untuk mencari keunggulan).
Oleh
karena itu, kenikmatan sekalipun tidak dapat memberi arti kepada hidup manusia.
Orang yang dalam hidupnya terus menerus kenikmatan, akan gagal mendapatkannya
karena ia memusatkan pada hal-hal tersebut. Orang itu akan mengeluh bahwa
hidupnya tidak mempunyai arti yangg disebabkan oleh aktifitas-aktifitasnya yang
tidak mengandung nilai-nilai yang luhur. Jadi yang penting bukanlah aktifitas
yang dikerjakannya, melainkan bagaimana cara ia melakukan aktifitas tersebut,
yaitu sejauh mana ia dapat menyatakan keunikan dirinya dalam aktifitas
tersebut.
Logoterapi dirumuskan oleh Joseph
B. Fabry, yaitu ;
1. Hidup
itu bermakna dalam kondisi apapun.
2. Kita
memiliki kehendak hidup bermakna dan menjadi bahagia hanya ketika kita merasa
telah memenuhinya.
3. Kita
memiliki kebebasan dengan segala keterbatasan untuk memenuhi makna hidup kita.
Tujuan utama logoterapi
Meraih
hidup bermakna dan mampu mengatasi secara efektif berbagai kendala dan hambatan
pribadi. Hal ini diperoleh dengan jalan menyadari dan memahami serta
merealisasikan berbagai potensi dan sumber daya kerohanian yang dimiliki setiap
orang yang sejauh ini mungkin terhambat dan tarabaikan.
Selain itu logo terapi juga
bertujuan menolong pasien untuk menemukan dan maksud dalam hidupnya dengan
memperlihatkan bernilainya tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu. Keyakinan bahwa
orang mempunyai tugas yang harus diselesaikan, mempunyai nilai psikoterapeutik
dan psikohigienik yang tinggi.
Dalam hal ini, terapis harus
menunjukkan kepada pasien bahwa setiap hidup manusia mempunyai tujuan yang unik
yang dapat tercapai dengan suatu cara tertentu. Untuk mencapai tujuan, pasien
harus menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan bertanggung jawab dengan apa yang
dilakukannya. Dalam rangka mencapai semua itu, pasien harus berpacu dengan
waktu karena hidup manusia dibatasi oleh kamatian.
Frankl menekankan bahwa kematian
atau ketidakkekalan hidup tidak membuat hidup itu tidak bermakna. Ketidakkekalan
hidup lebih terkait dengan sikap bertanggung jawab, karena segala sesuatunya
tergantung dari kemempuan kita untuk mewujudkan kemungkinan-kemungkinan yang
pada dasarnya bersifat tidak kekal.
Logoterapi tidak menyikapi setiap penderitaan
(termasuk kematian) secara pesimistis, tetapi secara aktif.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar